Sosialisasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Konawe Selatan di Kecamatan Tinanggea yang dibuka oleh Bupati Konawe Selatan, H Surunuddin Dangga ST MM.

KONSEL (SULTRAAKTUAL.COM) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Konawe Selatan melaksanakan sosialisasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kecamatan Tinanggea, Kamis (7/12/2023).

Kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Tinanggea itu diikuti oleh lima kecamatan yakni Kecamatan Lalembuu, Buke, Andoolo Barat Andoolo, dan Kecamatan Tinanggea sendiri sebagai tuan rumah.

Kegiatan sosialiasi tersebut dengan tema meningkatkan kerukunan kehidupan beragama dalam rangka mensukseskan pemilihan presiden, legislatif dan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2024. Rencananya akan digelar selama empat hari di empat daerah pemilihan (dapil) Pemilu 2019 lalu.

Sosialisasi dihadiri Bupati Konawe Selatan, H Surunuddin Dangga ST MM, Kapolres Konawe Selatan, AKBP Wisnu Wibowo, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Amran Aras, Kepala Dinas Kesbang Pol, Taufik Amin Lar, Danramil, Camat Tinanggea, Nurwan, Ketua FKUB Konawe Selatan dan Pengurus FKUB empat kecamatan yakni Tinanggea, Lalembuu, Buke dan Andoolo Barat.

Bupati Konawe Selatan, H Surunuddin Dangga ST MM dalam sosialisasi itu mengatakan menangani Konawe Selatan yang cukup luas dengan kabupaten terbesar, terbanyak penduduk diperlukan kolaborasi semua.

Kata bupati dua periode ini, kondisi Konawe Selatan yang beragam suku, agama beragam sumber kehidupan, ikatan-ikatan seperti forum ini yang bisa mempersatukan keberagaman.

“Kita harapkan forum ini bisa terbentuk sampai ke tingkat desa. Tempat terhimpunnya tokoh-tokoh masyarakat sebagai ajang silaturahmi dan komunikasi,” ujar Surunuddin.

Dia menuturkan tugas pemerintah belum cukup tanpa dibarengi untuk membantu secara sosial kemasyarakatan. “Tugas pemerintah bukan hanya bisa mempersatukan antar umat, mempersatukan antara etnis, ketiga dengan budaya. Keragaman budaya bisa mempersatukan kita,” kata Surunuddin.

Ia mengaku walaupun ditingkat Forkominda cukup baik, tetapi kalau tokoh masyarakat tidak memelihara silaturahmi maka keamanan akan jauh.

“Yang mahal adalah persatuan. Membangun mudah asal ada dana. Persatuan yang sulit antara keberagamaan agar merasa nyaman. Forum ini saya harap bisa mengembangkan budaya dan tradisi secara bersama-sama,” paparnya.

Dikatakannya, membangun daerah ini tidak cukup membangun infrastruktur dan sarana prasarana semata. “Tetapi membangun kebersamaan, saling memahami, silaturahim berjalan. Etnis di Konawe Selatan sangat majemuk,” tuturnya.

Surunuddin berharap memasuki tahun politik jangan termakan isu yang dapat memecah belah persatuan dan keberagaman yang ada di Konawe Selatan.

“Kita harapkan tokoh masyarakat kalau ada gesekan di desa dan dusun segera selesaikan. Jangan sampai meluas. Kita menjaga keamanan daerah mulai dari lingkup terkecil dari RT dan dusun. Saya menitipkan setiap tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh wanita mari kita menjaga kenyamanan kita. Kerukunan itu adalah kenyamanan damai sehingga mampu meraih kesejahteraan,” imbau Surunuddin.

Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Konawe Selatan, Muh Taufik Amin Lar mengatakan dasar pelaksanaan kegiatan itu mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 2006 dan Nomor 8 tahun tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat beragama dan pendirian rumah ibadah.

Begitu juga lanjut Taufik, keputusan Bupati Konawe Selatan Nomor 200/98 tahun 2023 tentang Tim Kordinasi dan Pembinaan FKUB tahun 2023-2027.

“Maksud kegiatan ini untuk memelihara kerukunan umat beragama dan pemberdayaan FKUB,” ujar Taufik.

Untuk diketahui peserta kegiatan itu diikuti oleh camat, kepala desa dan lurah, tokoh agama Islam, tokoh Kristen Protestan, katolik, Hindu dan Budha. (RED/SAC)