JAKARTA (SULTRAAKTUAL.COM) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen saat kasus Covid-19 kembali naik dan menyebarnya virus corona varian omicron. Bagi IDAI, pelaksanaan kebijakan ini adalah sesuatu yang ironis.
Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso menjelaskan, PTM 100 persen bergulir saat Satgas Covid-19 sedang mengetatkan aturan karantina. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga sudah meminta masyarakat waspada dengan penyebaran virus corona varian omicron.
“Memang data menunjukkan kasus omicron ini semakin meningkat, tapi ironisnya PTM 100 persen digulirkan,” kata Piprim dalam sebuah diskusi daring, Jumat (7/1).
Di lapangan, lanjut dia, para siswa cenderung tak bisa mematuhi protokol kesehatan, terutama siswa SD. “Pakai masker saja masih belepotan,” ujarnya.
Belum lagi soal potensi kerumunan saat para siswa itu pulang sekolah. Mereka bisa saja mampir dulu ke sejumlah tempat sebelum ke rumah. “Ini kekhawatiran dan catatan kami terkait PTM 100 persen,” kata Piprim.
Kasus Covid-19 memang naik dalam dua pekan terakhir. Data Satgas Covid-19 per 5 Januari, kasus harian pada 5 Januari bertambah 404. Padahal dalam dua pekan sebelumnya, pertambahan kasus harian tak pernah mencapai angka 300.
Kasus aktif juga meningkat. Masih dari data Satgas Covid-19, tampak kasus aktif melonjak dalam sepekan. Pada 5 Januari, kasus aktif 4.878. Sepakan sebelumnya, kasus aktif masih di angka 4.292.
Selain itu, kasus Covid-19 dengan varian omicron juga terus bertambah. Per 4 Januari, Kemenkes mencatat ada 254 kasus varian omicron. Sebanyak 15 kasus di antaranya merupakan transmisi lokal. (ROC/RED)